tag:blogger.com,1999:blog-32470133623969532612024-02-02T02:27:12.654-08:00Sejarah Nabi-Nabihusna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-86389580994883921882010-04-14T17:08:00.000-07:002010-04-14T17:12:34.248-07:00KISAH NABI SULAIMAN ASSulaiman (<a title="Bahasa Arab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab">bahasa Arab</a>:سليمان) (sekitar <a class="mw-redirect" title="975 SM" href="http://id.wikipedia.org/wiki/975_SM">975</a>-<a class="mw-redirect" title="935 SM" href="http://id.wikipedia.org/wiki/935_SM">935 SM</a>)<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulayman#cite_note-0">[1]</a> merupakan anak <a class="mw-redirect" title="Nabi Daud" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Daud">Nabi Daud</a> Sejak kecil lagi baginda telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia wafat di <a class="new" title="Rahbaam (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rahbaam&action=edit&redlink=1">Rahbaam</a>, <a class="mw-redirect" title="Baitul Maqdis" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baitul_Maqdis">Baitul Maqdis</a>-<a title="Palestina" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina">Palestina</a>. Pernah memutuskan perkara antara dua orang yang berselisih, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.<br />Genealogi<br />Sulaiman bin <a title="Daud" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daud">Daud</a> bin Aisya bin Awid dari keturunan Yahuza bin <a title="Yakub" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yakub">Ya'qub</a>.<br />[<a title="Sunting bagian: Biografi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sulaiman&action=edit&section=2">sunting</a>] Biografi<br />[<a title="Sunting bagian: Raja segala makhluk" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sulaiman&action=edit&section=3">sunting</a>] Raja segala makhluk<br /><a title="Allah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah">Allah</a> SWT mengangkatnya sebagai <a title="Nabi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi">nabi dan rasul</a>. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi <a title="Raja" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raja">raja</a> di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas <a class="mw-redirect" title="Binatang" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Binatang">binatang</a> dan makhluk halus seperti <a title="Jin" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jin">jin</a> dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang<br /><a title="Istana" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istana">Istana</a> Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari <a title="Emas" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas">emas</a> dan <a title="Tembaga" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga">tembaga</a>, atapnya dari <a title="Perak" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perak">perak</a>, hiasan dan ukirannya dari <a title="Mutiara" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mutiara">mutiara</a> dan <a title="Intan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Intan">intan</a>, <a class="mw-redirect" title="Berlian" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berlian">berlian</a>, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.<br />[<a title="Sunting bagian: Kisah Sulaiman dengan Jin dan Binatang" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sulaiman&action=edit&section=4">sunting</a>] Kisah Sulaiman dengan Jin dan Binatang<br />Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai keistimewaan, termasuk mampu berbicara, memahami dan memberi arahan terhadap jin dan hewan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.<br />Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”<br />Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, beliau coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.<br />Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.<br />Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan beliau melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman. Absyalum mau mendapatkan tahta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.<br />Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga kerana dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.<br />Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah. Ia juga dapat menundukkan jin, angin dan burung, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan.<br />Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpan antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”<br />[<a title="Sunting bagian: Ratu Balqis tunduk kepada Sulaiman" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sulaiman&action=edit&section=5">sunting</a>] Ratu Balqis tunduk kepada Sulaiman<br />Setelah membangunkan <a title="Yerusalem" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yerusalem">Baitul Muqaddis</a>, Nabi Sulaiman menuju ke <a title="Yaman" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yaman">Yaman</a>. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber <a title="Air" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air">air</a>. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."<br />Firman Allah, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.<br />"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah <a title="Matahari" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari">matahari</a>, selain Allah..."<br />Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri <a class="new" title="Ratu Balqis (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ratu_Balqis&action=edit&redlink=1">Ratu Balqis</a>. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam <a class="mw-redirect" title="Al-Quran" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quran">al-Quran</a> diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?<br />"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.<br />"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."<br />Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis untuk datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Beliau segera memerintahkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, haiwan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menitahkan untuk memindahkan singasana Ratu Balqis ke istana beliau. Adalah Ashif bin Barqoyya dari golongan manusia menyanggupi untuk melaksanakan titah tersebut dengan kecepatan angin. Ifrit dari golongan jin, menyanggupi untuk membawa singasana itu bahkan sebelum mata menutup ketika berkejap. Begitulah akhirnya singgasana Ratu Balqis dibawa oleh Ifrit ke dalam istana Nabi Sulaiman lebih cepat dari kejapan mata. Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?" Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Ya, memang sama apa yang seperti singgahsanaku" Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap kainnya.<br />Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya <a title="Air" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air">air</a> yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.<br />Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca". Berkatalah Balqis; "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."<br />Peristiwa itu menyebabkan <a class="new" title="Ratu Balqis (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ratu_Balqis&action=edit&redlink=1">Ratu Balqis</a> berasa sangat aib dan menyadari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.<br />[<a title="Sunting bagian: Kewafatan Baginda" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sulaiman&action=edit&section=6">sunting</a>] Kewafatan Baginda<br />Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada <a title="Manusia" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia">manusia</a>, <a title="Hewan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan">hewan</a> dan <a title="Jin" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jin">jin</a> dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kerusi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan <a title="Jin" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jin">jin</a> yang bekerja.<br />Firman Allah: "Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan <a title="Rayap" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rayap">rayap</a> yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-37595600389270951062010-04-14T16:53:00.000-07:002010-04-14T16:56:12.482-07:00Ulul AzmiUlu al-Azmi (<a title="Bahasa Arab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab">Arab</a> أولوالعذم) adalah gelar yang diberikan kepada para <a title="Rasul" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasul">rasul</a> yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan <a title="Agama" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama">agama</a>.<br />Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus oleh Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul. Tentang gelar ini telah dijelaskan pada <a title="Al-Qur'an" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an">Al-Qur'an</a> Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan Asy-Syuraa ayat 13.<br />Rasul Ulul Azmi<br />Para Rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah:<br /><a title="Nuh" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh">Nuh</a><br /><a title="Ibrahim" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim">Ibrahim</a><br /><a title="Musa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa">Musa</a><br /><a title="Isa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa">Isa</a><br /><a title="Muhammad" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad">Muhammad</a><br />[<a title="Sunting bagian: Kriteria Ulu al-Azmi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=2">sunting</a>] Kriteria Ulu al-Azmi<br />Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, diantara lain adalah:<br />Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah<br />Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya<br />Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka<br />[<a title="Sunting bagian: Kisah Ulu al-Azmi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=3">sunting</a>] Kisah Ulu al-Azmi<br />[<a title="Sunting bagian: Nuh" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=4">sunting</a>] Nuh<br />Nuh adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama <a class="new" title="Kan’an (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kan%E2%80%99an&action=edit&redlink=1">Kan’an</a> termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.<br />[<a title="Sunting bagian: Ibrahim" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=5">sunting</a>] Ibrahim<br />Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam <a title="Gua" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gua">gua</a>, yang disebabkan oleh perintah <a title="Raja" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raja">Raja</a> <a title="Namrudz" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Namrudz">Namrudz</a> untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan <a title="Raja" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raja">raja</a> dan masyarakat penyembah <a class="mw-redirect" title="Berhala" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berhala">berhala</a> termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan <a class="mw-redirect" title="Sarah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sarah">Sarah</a>, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang <a class="mw-redirect" title="Budak" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budak">budak</a> berkulit hitam bernama <a title="Hajar" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hajar">Hajar</a> untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama <a class="mw-redirect" title="Ismail" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail">Ismail</a>. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “membuang” istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di <a class="mw-redirect" title="Makkah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makkah">Makkah</a>. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah seekor <a title="Domba" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Domba">domba</a>. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun <a title="Ka'bah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ka%27bah">Ka'bah</a>, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang <a title="Zalim" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zalim">zalim</a>.<br />[<a title="Sunting bagian: Musa" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=6">sunting</a>] Musa<br />Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi <a title="Firaun" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Firaun">Firaun</a>. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit <a title="Sinai" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sinai">Sinai</a>, pengikutnya yang dipimpin <a title="Samiri" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samiri">Samiri</a> menyeleweng dengan menyembah <a class="mw-redirect" title="Berhala" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berhala">berhala</a> <a title="Anak lembu emas" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_lembu_emas">emas anak sapi</a>. <a title="Harun" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Harun">Harun</a> yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada <a title="Khidir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khidir">Khidir</a>.<br />[<a title="Sunting bagian: Isa" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=7">sunting</a>] Isa<br />Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum <a title="Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israil">Bani Israil</a>. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.<br />“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari <a title="Wol" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wol">wol</a>. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta <a title="Wajah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wajah">wajahnya</a> tampak pucat karena kelaparan dan <a class="new" title="Bibir (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bibir&action=edit&redlink=1">bibirnya</a> tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan <a class="mw-redirect" title="Dunia" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia">dunia</a> di tempatnya sesuai dengan izin <a title="Allah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah">Allah</a>, tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka menjawab: “Di mana rumahmu wahai Ruhullah?” Isa menjawab: “Rumahku adalah tempat ibadah, wewangianku adalah <a title="Air" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air">air</a>, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah <a title="Bulan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan">bulan</a> di waktu <a title="Malam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malam">malam</a> dan shalat ku di waktu musim dingin di saat <a title="Matahari" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari">matahari</a> terletak di <a title="Timur" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur">Timur</a>, <a title="Bunga" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga">bungaku</a> adalah tanaman-tanaman <a title="Bumi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi">bumi</a>, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu <a title="Pagi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pagi">pagi</a> dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulul_Azmi#cite_note-0">[1]</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulul_Azmi#cite_note-1">[2]</a><br />[<a title="Sunting bagian: Muhammad" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulul_Azmi&action=edit&section=8">sunting</a>] Muhammad<br />Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi <a title="Yatim piatu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yatim_piatu">yatim piatu</a>. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil.<br />Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang <a title="Rasul" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasul">rasul</a>. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari <a title="Abu Lahab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Lahab">Abu Lahab</a>, pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah <a title="Lembah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lembah">lembah</a> dikarenakan dakwahnya.<br />Tokoh-tokoh <a title="Quraisy" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Quraisy">Quraisy</a> mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-21571199188841635062010-04-14T07:16:00.000-07:002010-04-14T07:17:37.453-07:00SEJARAH NABI ISA ASIsa (<a title="Bahasa Arab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab">bahasa Arab</a>:عيسى, `Īsā, Essa, Eshua) (sekitar 1 - 32M) adalah <a title="Nabi Islam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Islam">nabi</a> penting dalam agama <a title="Islam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam">Islam</a> dan merupakan salah satu dari <a title="Ulul Azmi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulul_Azmi">Ulul Azmi</a>. Dalam <a title="Al-Qur'an" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an">Al-Qur'an</a>, ia disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada <a title="Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israil">Bani Israil</a> di <a title="Palestina" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina">Palestina</a>.<br />Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran. Ia mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Ruh Allah. Cerita tentang Isa kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah, penolakan oleh <a title="Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israil">Bani Israil</a> dan berakhir dengan pengangkatan dirinya ke <a title="Surga" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surga">surga</a><br />Genealogi<br />Narasi Qur'an tentang Isa dimulai dari kelahiran <a title="Maria" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maria">Maryam</a> sebagai putri dari <a class="new" title="Imran (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imran&action=edit&redlink=1">Imran</a>, berlanjut dengan tumbuh kembangnya dalam asuhan <a class="mw-redirect" title="Nabi Zakariya" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Zakariya">Zakariya</a>, serta kelahiran <a title="Yahya" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahya">Yahya</a>. Kemudian Al-Qur'an menceritakan keajaiban kelahiran Isa sebagai anak Maryam tanpa ayah.<br />“<br />(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). (<a title="Surah Ali 'Imran" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Ali_%27Imran">Ali 'Imran</a>: 45)<br />”<br />Wujud<br />Dalam situs <a class="mw-redirect" title="Google Books" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Google_Books">Google Books</a> dikatakan bawa wujud fisik Isa digambarkan oleh <a title="Muhammad" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad">Muhammad</a> yaitu, rambutnya terbelah dua, wajahnya tampan, kulitnya putih agak kemerah-merahan. Muhammad bertemu dengan Isa, ketika ia sedang dalam <a class="mw-redirect" title="Isra Mi'raj" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isra_Mi%27raj">Isra Mi'raj</a> ke <a title="Sidrat al-Muntahā" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sidrat_al-Muntah%C4%81">Sidrat al-Muntahā</a>, dilangit kedua yang disebut sebagai Al-Maa'uun.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-0">[1]</a><br />Riwayat<br />Kelahiran<br />Muslim percaya pada konsep kesucian Maryam, yang telah diceritakan sepanjang dalam beberapa ayat dalam Al Qur'an. Menurut kisah di Al-Qur'an, Maryam selalu beribadah dan telah dikunjungi oleh malaikat <a title="Jibril" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jibril">Jibril</a>. Jibril mengatakan kepada Maryam tentang akan diberikan calon anak yang bernama Isa, Maryam sangat terkejut, karena ia telah bersumpah untuk menjaga kesuciannya kepada Allah dan tetap mempertahankan hal itu dan bagaimana pula dia bisa hamil tanpa seorang lelaki, lalu Jibril menenangkan Maryam dan mengatakan bahwa perkara ini adalah perkara yang mudah bagi Allah, yang ingin membuat dia sebagai tanda untuk manusia dan rahmat dari-Nya. Seperti halnya dalam konsep penciptaan Adam tanpa ibu dan bapak.<br />Pembicaraan mereka terekam dalam salah satu surah didalam Al-Qur'an<br />“<br />Jibril berkata; "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". (<a class="mw-redirect" title="Surat Maryam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Maryam">surat Maryam</a>: 21)<br />”<br />“<br />...Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Maryam: 35)<br />”<br />Beberapa ayat lain terkait dengan kelahiran Isa antara lain<br />“<br />Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Ali Imran: 59)<br />”<br />“<br />Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (<a class="mw-redirect" title="Surat Al Anbiyaa'" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Al_Anbiyaa%27">Al Anbiyaa'</a>: 21)<br />”<br />Setelah Isa berada didalam rahim Maryam, ia lalu mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Disana ia melahirkan dan beristirahat di dekat sebuah batang <a title="Pohon" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon">pohon</a> <a title="Kurma" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurma">kurma</a>. Isa kemudian berbicara memerintahkan ibunya dari buaian, untuk mengguncangkan pohon untuk mengambil buah-buah yang berjatuhan, dan juga untuk menghilangkan rasa takut Maryam dari lingkungan sekelilingnya Maryam berzinah, kemudian Maryam menunjuk kepada anaknya yang baru lahir itu, maka Isa pun menjawab<br />“<br />Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi; dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.. (<a class="mw-redirect" title="Surat Maryam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Maryam">Maryam</a>: 30-32)<br />”<br />Referensi dalam hadits lain adalah: "Ketika setiap manusia lahir. Setan menyentuh seorang bayi di kedua sisi tubuh dengan dua jarinya, kecuali Isa a.s., putera Maryam, Setan mencoba menyentuhnya tapi gagal, karena dia hanya menyentuh plasentanya saja."<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-1">[2]</a><br />Menurut al-Tabari, hal ini disebabkan karena doa Maryam: "Aku berlindung kepada-Mu, untuk dia dan keturunannya dari setan yang terkutuk."<br />Misi sebagai nabi<br />Menurut teks-teks Islam, Isa diutus kepada <a title="Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israil">Bani Israil</a>, untuk mengajarkan tentang ke-esaan <a title="Tuhan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan">Tuhan</a> dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. <a title="Muslim" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim">Muslim</a> percaya Isa telah dinubuatkan dalam <a title="Taurat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat">Taurat</a>, membenarkan ajaran-ajaran <a title="Nabi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi">nabi</a> sebelumnya. Isa digambarkan juga dalam ajaran Islam, memiliki <a title="Mukjizat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat">mukjizat</a> sebagai bukti kenabiannya, seperti berbicara sewaktu masih bayi dalam peraduan, memberikan nyawa/kehidupan pada burung yang terbuat dari <a class="mw-redirect" title="Tanah liat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_liat">tanah liat</a>, menyembuhkan orang yang terkena <a class="mw-redirect" title="Lepra" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lepra">lepra</a>, menyembuhkan orang <a class="mw-redirect" title="Tuna netra" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuna_netra">tuna netra</a>, membangkitkan orang <a class="mw-redirect" title="Mati" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mati">mati</a> dan meminta makanan dari <a title="Surga" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surga">surga</a> atas permintaan murid-muridnya. Beberapa kisah menyebutkan bahwa <a title="Yahya" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahya">Yahya</a> yang lebih dikenal sebagai John Sang Pembaptis pernah bertemu dengan Isa di <a title="Sungai Yordan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Yordan">sungai Yordan</a>, sewaktu Yahya pergi ke <a title="Palestina" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina">Palestina</a>.<br /><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Yarden_034PAN2.JPG"></a><br /><a class="internal" title="Perbesar" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Yarden_034PAN2.JPG"></a><a title="Sungai Yordan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Yordan">Sungai Yordan</a> tempat dimana Yesus pernah bertemu dengan <a title="Yahya" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahya">Yahya bin Zakariyya.</a> menurut beberapa kisah.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-2">[3]</a><br />Beberapa ayat dari Al Qur'an yang menegaskan tentang kenabian Isa antara lain:<br />“<br />Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) <a title="Shalat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Shalat">shalat</a> dan (menunaikan) <a title="Zakat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat">zakat</a> selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Maryam: 30-35)<br />”<br />“<br />Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). (<a class="mw-redirect" title="Surat Az Zukhruf" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Az_Zukhruf">Az Zukhruf</a>: 63-65)<br />”<br />“<br />Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (<a class="mw-redirect" title="Ahli kitab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_kitab">ahli kitab</a>) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (Al Maa'idah: 75)<br />”<br />“<br />Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (<a class="mw-redirect" title="Al Maa'idah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Maa%27idah">Al Maa'idah</a>: 116-117)<br />”<br />Isa dan Ruh al-Kudus<br />Qur'an juga menceritakan perihal Isa yang diberikan kekuatan dengan ruh kudus oleh Tuhan.<br />“<br />Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa <a title="Mukjizat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat">mukjizat</a> serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang <a title="Kafir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kafir">kafir</a>. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (<a class="mw-redirect" title="Al Baqarah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Baqarah">Al Baqarah</a>: 253)<br />”<br />“<br />(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". (<a class="mw-redirect" title="Al Maa'idah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Maa%27idah">Al Maa'idah</a>: 110)<br />”<br />Isa tidak dibunuh ataupun disalib<br />Al-Qur'an menerangkan dalam surat An Nisaa':157 bahwa Nabi Isa tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah seperti Isa (sebagian ulama berpendapat orang yang diserupakan adalah muridnya yang berkhianat yang bernama Yudas Iskariot).<br />“<br />dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (An Nisaa': 157)<br />”<br />Isa diangkat ke langit<br /><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Turkish-islam_isa.jpg"></a><br /><a class="internal" title="Perbesar" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Turkish-islam_isa.jpg"></a>Kenaikan Isa dalam lukisan kuno <a title="Turki" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki">Turki</a>.<br />Muslim menyangkal adanya penyaliban dan kematian atas diri Isa ditangan musuhnya. Al-Qur'an menerangkan Yahudi mencari dan membunuh Isa, tetapi mereka tidak berhasil membunuh dan menyalibkannya. Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. Al Qur'an menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan ini.<br />“<br />Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa':158)<br />”<br />Ramalan dan misi Isa di akhir zaman<br />Turun kembali ke bumi<br />Dari keterangan hadist Muhammad diceritakan bahwa menjelang hari kiamat / akhir zaman Isa akan di turunkan oleh Allah dari langit ke bumi (The Second Coming dalam versi Kristen). Peristiwa itu tergambar dari hadist berikut:<br />“Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya, maka ketahuilah; bahwa ia adalah seorang laki-laki berperawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air waulupun ia tidak basah.”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-3">[4]</a><br />“Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang dalam dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat,sehingga turunlah Isa bin Maryam ,maka berkatalah pemimpin mereka (Al Mahdi): “Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam).”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-4">[5]</a><br />“Tiba-tiba Isa sudah berada diantara mereka dan dikumandangkanlah shalat,maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat) wahai ruh Allah.” Ia menjawab:”Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu”.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-5">[6]</a><br />Menurut Islam, hal pertama yang dilakukan Isa setelah turun dari langit adalah menuaikan shalat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas. Isa akan menjadi makmum dalam shalat yang di imami oleh <a title="Imam Mahdi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Mahdi">Imam Mahdi</a>.<br />Adapun lokasi turunnya Isa dijelaskan oleh Muhammad dalam sebuah hadist berikut:<br />“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’ (Al Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik.”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-6">[7]</a><br />Kedatangan Isa akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan & peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia, setelah itu kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, kemudian kemunculan dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi, setelah dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Nabi Isa akan diturunkan dari langit untuk menumpas dajjal<br />Membunuh Dajjal<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a title="Dajjal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dajjal">Dajjal</a><br />Turunnya nabi Isa ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama ,ia akan bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah.<br />Dikisahkan setelah Isa selesai menunaikan shalat, ia berkata: "Keluarlah kamu (pasukan kaum muslimin) semua bersama kami untuk menghadapi musuh Allah, yaitu dajjal." Lalu mereka pun keluar, kemudian Ia (Isa) dilihat oleh dajjal silaknat yang baru saja mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk dan pemimpin yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi. Begitu 'Isa dilihat oleh dajjal, dajjal pun meleleh seperti garam yang meleleh di dalam air. Kemudian dajjal melarikan diri, akan tetapi ia dihadang oleh Isa di pintu kota Lud di Palestina. Sekiranya Isa membiarkan saja hal ini maka dajjal akan hancur seperti garam dalam air, akan tetapi Isa berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku berhak untuk menghajar kamu dengan satu pukulan." Lalu Isa menombak dan membunuhnya, maka Isa memperlihatkan kepada semua orang darah dajjal di tombaknya. Maka tahu dan sadarlah para pengikut dajjal dari kalangan Yahudi , bahwa dajjal bukanlah Allah. Jika benar apa yang didakwakan dajjal (dajjal mengaku sebagai tuhan) tentulah dajjal tidak akan dapat dibunuh oleh Nabi 'Isa.<br />Menyelamatkan manusia dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a title="Ya’juj dan Ma’juj" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ya%E2%80%99juj_dan_Ma%E2%80%99juj">Ya’juj dan Ma’juj</a><br />Salah satu tugas besar beliau setelah membunuh dajjal adalah menyelamatkan ummat manusia dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog dalam versi Kristen).<br />Dikisahkan, fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) sangat besar dan menyeluruh, tiada seorang manusiapun yang dapat mengatasinya, jumlah mereka pun sangat banyak sehingga kaum Muslimin akan menyalakan api selama 7 tahun untuk berlindung dari penyerangan mereka, para pemanah dan perisai mereka.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-7">[8]</a><br />Maka saat mereka telah keluar (dari diding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja Zulkarnain) maka Allah SWT berkata kepada Isa ibn Maryam: ”Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba(Ya’juj dan Ma’juj)yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hambaKu ke Thur (Thursina)”<br />Dan di Thur terkepunglah Nabiallah ‘Isa beserta para sahabatnya, sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini.Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya ,menginginkan itu, maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka.Kemudian Nabi Isa dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan kehendak Allah , kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan satu rumahpun di kota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh.”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-8">[9]</a><br />Catatatan dalam versi Kristen "orang-orang beriman akan diselamatkan dibawa ke awan"<br />Dahsyatnya fitnah Ya’juj dan Ma’juj digambarkan dalam sebuah hadist Rasulullah saw. sebagai berikut:<br />"Dinding Ya'juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:<br />“<br />Dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi. (QS . Al Anbiyaa' : 96)<br />”<br />Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum Muslim akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, kemudian mereka mengambil binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya'juj dan Ma'juj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebahagian mereka melewati sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut, maka mereka berkata: "Dulu di sini pernah ada air". Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka: "Mereka-mereka penduduk bumi sudah kita habisi, maka yang tertinggal adalah penduduk langit", kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang menunjukkan suatu bala dan fitnah.<br />Maka tatkala mereka sedang asyik berbuat demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus ulat ke pundak mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu kaum Muslim berkata: "Apakah ada seorang laki-laki yang mau menjual dirinya untuk kami berani mati) untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh musuh kita ini?" maka majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan (menganggap) bahwa ia telah mati, kemudian dia menemui bahwa mereka semua telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (berhimpitan), maka laki-laki tersebut menyeru: "Wahai semua kaum Muslim bergembiralah kamu sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri sudah membinasakan musuhmu", maka mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong.”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-9">[10]</a><br />Menjadi pemimpin yang adil di akhir zaman<br />Menurut suatu riwayat Nabi Isa ,setelah turun dari langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan , sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut :<br />“Demi yang diriku berada ditangan Nya,sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil,maka ia akan menghancurkan salib,membunuh babi,menolak upeti,melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya.”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-10">[11]</a><br />Menunaikan ibadah haji<br />Diceritakan dalam sebuah hadist bahwa Nabi Isa akan melaksanakan haji.<br />”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak.”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa#cite_note-11">[12]</a><br />Isa akan wafat<br />Setelah Nabi Isa menjadi pemimpin yang adil di akhir zaman, <a title="Allah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah">Allah</a> akan mewafatkan beliau. Hanya Allah saja yang tahu kapan dan dimana Nabi Isa akan diwafatkan. Setelah wafatnya Isa Al-Masih dunia kemudian dunia akan <a class="mw-redirect" title="Kiamat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kiamat">kiamat</a>.<br />Al-Hawâriyyûn (Pengikut)<br />Dalam berdakwah, Isa didampingi para pengikutnya yang disebut al-Hawâriyyûn, yang jumlahnya 12 orang, sesuai dengan jumlah suku (sibith) <a title="Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israil">Bani Israil</a>, sehingga masing-masing hawari ini ditugaskan untuk menyampaikan risalah Injil bagi masing-masing suku Bani Israil. Nama-nama ke-12 hawari itu menurut Injil adalah sebagai berikut:<br /><a title="Simon Petrus" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Simon_Petrus">Simon</a> bin Yunus (alias <a title="Petrus" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Petrus">Petrus</a>)<br /><a title="Andreas" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Andreas">Andreas</a> bin Yunus<br /><a title="Yakobus" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yakobus">Yakub</a> bin Zabdi<br />Yahya bin Zabdi (alias <a title="Yohanes" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yohanes">Yohanes</a>)<br /><a class="new" title="Filipus (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filipus&action=edit&redlink=1">Pilipus</a><br /><a class="mw-redirect" title="Natanael" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Natanael">Natanael</a> (alias Bartolomeus)<br /><a class="new" title="Thomas (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thomas&action=edit&redlink=1">Thomas</a><br /><a title="Matius" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matius">Mathius</a> bin Alpius (alias Lewi, pemungut cukai dari Kapernaum)<br /><a class="new" title="Yakobus anak Alfeus (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Yakobus_anak_Alfeus&action=edit&redlink=1">Yakub bin Alpius</a><br />Lebeus (alias <a class="mw-redirect" title="Tadeus" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tadeus">Tadeus</a>)<br /><a title="Simon orang Zelot" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Simon_orang_Zelot">Simon Zelotes</a> (dari Kanani)<br /><a title="Yudas Iskariot" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yudas_Iskariot">Yudas Iskariot</a><br />Kisah para sahabat Isa ini terdapat dalam surat Al-Mâ'idah: 111-115 dan surat Ãli-'Imrân: 52. Dalam surat tsb diceritakan bahwa al-Hawâriyyûn meminta Isa untuk menurunkan makanan dari langit. Nama surat Al-Maidah yang berarti makanan diambil karena mengandung kisah ini. Kejadian turunnya makanan dari langit ini makin menambah ketebalan iman para pengikut Isa<br />Kepercayaan dasar Islam tentang Isa<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a title="Pandangan Islam tentang Yesus" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandangan_Islam_tentang_Yesus">Pandangan Islam tentang Yesus</a><br />Yesus digambarkan memiliki banyak nama didalam Al-Quran. Yang paling umum merujuk kepada Yesus "bin Maryam" (putra Maryam), kadang-kadang diawali dengan julukan lain. Yesus juga diakui sebagai seorang <a title="Nabi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi">nabi</a> dan utusan/ <a title="Rasul" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasul">rasul</a> Allah. Istilah wadjih ("patut dihargai dalam dunia ini dan selanjutnya"), mubārak ("diberkati" atau "sumber manfaat bagi orang lain"), `abd-Allah (hamba Allah) adalah semua yang digunakan dalam Al-Qur'an dalam memberikan nama/ julukan kepada Yesus.<br />Nama lain yang sering disebutkan adalah <a title="Al-Masih" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Masih">Al-Masih</a>, yang diterjemahkan ke "<a title="Mesias" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesias">Mesias</a>." Ini tidak sesuai dengan konsep tentang Mesias Kristen, Islam menganggap semua nabi, termasuk Yesus, ia adalah manusia biasa dan tanpa berbagi dalam Ketuhanan. Muslim menjelaskan penggunaan kata Masih dalam Al Qur'an sebagai merujuk kepada Yesus, status sebagai satu diurapi dengan berkat dan pujian, atau sebagai orang yang membantu menyembuhkan orang sakit, menyembuhkan mata orang buta. Ayat Qur'an juga menggunakan istilah "kalimatullah" (yang berarti "firman Tuhan") sebagai penjelasan tentang Yesus, yang dianggap sebagai referensi untuk firman Tuhan, pada saat itu gambaran doa Yesus; atau mengakui Yesus sebagai sebagai utusan Allah, berbicara atas nama Allah.<br />Teologi<br />Ajaran Islam menganggap Yesus hanya sebagai utusan Allah saja dan menolaknya sebagai Allah atau Anak Allah. Kepercayaan seperti ini menurut Islam, konsep seperti itu adalah sama saja dengan perbuatan <a title="Syirik" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syirik">syirik</a> atau mengasosiasikan Isa sama dengan mitra Allah, dengan pendapat demikian dianggap sebagai salah satu penolakan dari konsep Keesaan Tuhan/ <a title="Tauhid" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid">tauhid</a>.<br />Konsep Ketuhanan Kristen tentang <a class="mw-redirect" title="Trinitas" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trinitas">trinitas</a> juga ditolak dalam Islam, seperti konsep tentang Ketuhanan Yesus, Islam menyatakan, dihasilkan dari manusia ditambah campur tangan Tuhan melalui <a title="Wahyu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wahyu">wahyu</a>. Islam melihat Yesus sebagai manusia biasa yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya datang melalui tunduk kepada kehendak Tuhan dan hanya menyembah Allah saja. Dengan demikian, Isa dalam ajaran Islam dianggap sebagai seorang <a title="Muslim" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim">muslim</a>, begitu pula dengan semua <a title="Nabi Islam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Islam">nabi Islam</a>.<br />Pendahulu Muhammad<br /><a title="Muslim" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim">Muslim</a> meyakini bahwa Isa adalah sebagai seorang pendahulu <a title="Muhammad" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad">Muhammad</a> dan menyatakan bahwa ia akan muncul nanti di akhir zaman. Perbincangan ini mereka dasari dari ayat <a title="Al-Qur'an" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an">Al-Qur'an</a>, di mana Yesus berbicara tentang seorang rasul yang akan muncul setelah dia, yang bernama Ahmad. Islam mengasosiasikan Ahmad sebagai Muhammad. Muslim juga menegaskan bahwa bukti Yesus telah memberitahukan tentang akan hadirnya seorang nabi terakhir ada dalam kitab <a title="Perjanjian Baru" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Baru">Perjanjian Baru</a>, yang menyebutkan bahwa penghibur yang datang telah di ramalkan dalam <a title="Injil Yohanes" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Yohanes">Injil Yohanes</a>. Pakar muslim menyatakan bahwa kata <a title="Yunani" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani">Yunani</a> asli yang digunakan adalah periklutos, yang berarti termasyhur, agung, terpuji atau - dalam bahasa <a title="Arab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab">Arab</a> sebagai Ahmad, dan kalimat ini yang digantikan oleh umat Kristen dengan nama parakletoshusna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-40522780250768576692010-04-14T07:09:00.000-07:002010-04-14T07:21:59.753-07:00KISAH NABI MUSA ASMusa (<a title="Bahasa Ibrani" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Ibrani">bahasa Ibrani</a>: מֹשֶׁה Mošé; <a class="new" title="Bahasa Tiberia (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahasa_Tiberia&action=edit&redlink=1">bahasa Tiberia</a>: Mōšeh; <a title="Bahasa Arab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab">bahasa Arab</a>: موسى, Mūsā; <a class="new" title="Bahasa Ge'ez (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahasa_Ge%27ez&action=edit&redlink=1">bahasa Ge'ez</a>: ሙሴ Musse) (sekitar 1527-1408 SM) adalah seorang <a title="Nabi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi">nabi</a> yang menyampaikan <a title="Taurat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat">Hukum Taurat</a> dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh (Lima Kitab Taurat). Musa adalah anak Amram dari suku <a title="Lewi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lewi">Lewi</a>, anak <a title="Yakub" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yakub">Yakub</a> bin <a title="Ishak" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ishak">Ishak</a>. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Ia ditugaskan untuk membawa <a title="Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israil">Bani Israil</a> keluar dari Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa#cite_note-9">[10]</a> dan 136 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki orang 2 anak (Gersom dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo).<br /><br />Pandangan Yahudi dan Nasrani<br />Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada <a title="Abraham" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham">Abraham</a>, yaitu tanah Kanaan.<br />Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, seperti misalnya hampir dibunuh ketika bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai pengembala di Midian selama 40 tahun . Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Tuhan menemuinya sendiri dalam peristiwa semak belukar yang terbakar namun tidak dapat habis terbakar.<br />Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.<br />Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah tersebut, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi sungai Yordan di mana di seberang sungai tersebut terletak Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu <a class="mw-redirect" title="Yosua" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yosua">Yosua</a>, yang pada akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan.<br />Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut:<br />Musa dilahirkan setelah <a title="Yusuf" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf">Yusuf</a> meninggal, di dalam pemerintahan <a title="Firaun" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Firaun">Firaun</a>.<br />Musa berasal dari suku <a title="Lewi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lewi">Lewi</a>.<br />[<a title="Sunting bagian: Etimologi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=2">sunting</a>] Etimologi<br />Menurut <a title="Kitab Kejadian" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Kejadian">Kitab Kejadian</a>, nama Musa berarti "diangkat dari air". Beberapa ahli kitab masih mempercayai bahwa "air" di Alkitab seringkali merupakan <a title="Metafora" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metafora">metafora</a> yang menunjuk kepada bangsa <a title="Kafir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kafir">kafir</a>, <a title="Setan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Setan">setan</a> (sebuah pemahaman yang dapat dimengerti untuk seorang pengembara di padang gurun), dan keduniawian.[<a class="mw-redirect" title="Wikipedia:Mengutip sumber" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumber">rujukan?</a>] Maka itu, nama Musa menyimbolkan sebuah harapan keselamatan dari setan dari Tuhan(?) selama Tuhan menuntun mereka ke tanah perjanjian. Musa juga memimpin bangsa Israel melewati <a title="Laut Merah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Merah">Laut Merah</a>, yang mana itu juga menunjukkan penyelamatan dari air.<br />[<a title="Sunting bagian: Dalam Hubungannya Dengan Kebudayaan Mesir" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=3">sunting</a>] Dalam Hubungannya Dengan Kebudayaan Mesir<br />Beberapa ahli kitab Yahudi[<a class="mw-redirect" title="Wikipedia:Mengutip sumber" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumber">rujukan?</a>] mempercayai bahwa nama Musa yang sesungguhnya adalah versi bahasa Mesir dari "diangkat (dari air)", dan kemudian itu diserap ke dalam bahasa Yahudi, entah melalui tulisan dalam Alkitab, atau oleh Musa sendiri kemudian.<br />Banyak ahli kitab modern[<a class="mw-redirect" title="Wikipedia:Mengutip sumber" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumber">rujukan?</a>] mempercayai bahwa putri Firaun mungkin memberikan namanya dari bahasa Mesir "Mose"/"Mese", yang artinya "anak" atau "keturunan" atau "pemberian"; contohnya: "Thutmose" berarti "anak dari <a class="new" title="Thoth (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thoth&action=edit&redlink=1">Thoth</a>", dan Rameses berarti "anak yang diberi oleh <a class="mw-redirect" title="Ra" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ra">Ra</a>".<br />Banyak ahli kitab[<a class="mw-redirect" title="Wikipedia:Mengutip sumber" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumber">rujukan?</a>] yang mempercayai bahwa Musa sesungguhnya memiliki nama lengkap dalam bahasa Mesir, dengan nama utama "Mose"/"Mese" dan digabung dengan nama dewa Mesir (mirip seperti Rameses), tapi nama dewa itu kemudian ditanggalkan, entah pada saat dia menggabungkan diri ke dalam budaya Israel, atau oleh penulis-penulis selanjutnya, yang merasa terganggu dengan fakta bahwa Nabi mereka memiliki nama Mesir yang sedemikian.<br />Dalam bahasa Mesir kuno, kata "Mo" itu berarti "Air, sementara kata "Sa" berarti "Anak". Nama lengkapnya "Mosa" berarti "anak dari air", seperti fakta bahwa dia ditemukan dalam keranjang di atas air.<br />[<a title="Sunting bagian: Lain-lain" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=4">sunting</a>] Lain-lain<br />Dari antara orang-orang <a class="new" title="Aram (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aram&action=edit&redlink=1">Aram</a> dan Neo-Hitit, penduduk di Sam'al Utara, Yaudi, menyebutkan bahwa ada jejak-jejak kebudayaan nenek moyang pahlawan Moschos, menunjuk kepada pahlawan Yunani <a class="new" title="Mopsus (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mopsus&action=edit&redlink=1">Mopsus</a> (yang mana namanya berarti "anak sapi" yang memiliki beberapa kesamaan dengan Musa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa#cite_note-10">[11]</a> kesamaan-kesamaan ini hanya tetang berada di lokasi yang sama dan memiliki nama yang sama.<br />[<a title="Sunting bagian: Latar Belakang" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=5">sunting</a>] Latar Belakang<br />Sebelum terjadinya perbudakan Israel, bangsa Israel hidup senang di tanah Mesir, selama bangsa Mesir berada di bawah pemerintahan Yusuf, yang adalah orang Israel. Yusuf merupakan orang Israel yang dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya oleh karena iri hati. Namun oleh karena pertolongan Tuhan, Yusuf dapat melalui itu semua dan pada akhirnya menjadi penguasa tingkat dua mesir, setingkat langsung di bawah firaun yang waktu itu berkuasa. Firaun memberikan kuasa dan kepercayaan penuh kepada Yusuf untuk melakukan apapun yang dianggap Yusuf baik bagi Mesir, dan kemudian Yusuf memboyong keluarganya pindah ke tanah Mesir, karena di Kanaan tempat keluarganya dahulu berdiam terjadi kelaparan hebat. Itulah penyebab awal mula bangsa Israel dapat tinggal di Mesir. Musa adalah anak Amram dan Yokhebed, saudara dari ayah Amram yaitu Kehat, yang adalah kaum suku Lewi. Musa memiliki dua orang saudara, yaitu Miriam dan Harun. Musa dilahirkan di dalam pemerintahan Firaun. Setelah beberapa waktu, Yusuf pun meninggal. Dan berkuasalah seorang Firaun yang tidak mengenal Yusuf. Firaun ini khawatir dan cemas akan perkembangan jumlah bangsa Israel yang begitu besar jumlahnya, bahkan sudah melebihi jumlah dari bangsa Mesir sendiri. Firaun khawatir bangsa Israel suatu saat akan membelot dan bersekutu dengan tentara musuh ketika bangsa Mesir sedang menghadapi peperangan.<br />Oleh karena itu, Firaun melakukan hal-hal ini untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Israel:<br />menempatkan pengawas-pengawas rodi untuk menindas bangsa Israel dengan paksa.<br />menyuruh bidan-bidan yang membantu bangsa Israel bersalin untuk membunuh setiap bayi yang dilahirkan begitu keluar dari kandungan, apabila bayi tersebut laki-laki.<br />menyuruh pengawalnya membunuh melemparkan semua bayi laki-laki yang ditemui ke sungai Nil.<br />Namun segala hal tersebut ternyata tidak dapat menekan angka pertumbuhan penduduk Israel, bahkan semakin bertambah banyak.<br />Pada saat itu, Yokhebed, ibu Musa, melahirkan Musa, dan kelahiran itu dirahasiakan. Namun sesudah tiga bulan, Yokhebed tidak mampu merahasiakannya lagi. Oleh karena itu, Yokhebed mengambil sebuah keranjang pandan. Musa diletakkan di dalam keranjang tersebut, dan kemudian keranjang itu dihanyutkan di sungai Nil. Sementara itu kakak perempuannya, Miriam, mengamati dari jauh tentang apa yang akan terjadi dengan keranjang itu.<br />Kemudian datanglah puteri Firaun, bersama dayang-dayangnya untuk mandi di sungai Nil. Ketika ia melihat keranjang tersebut, dia menyuruh dayangnya untuk mengambilnya. Ketika dibuka, nampaklah bayi tersebut, dan puteri Firaun tersebut merasa kasihan. Demikianlah puteri Firaun memutuskan untuk mengadopsi bayi tersebut sebagai anaknya, karena ia sendiri tidak memiliki anak.<br />[<a title="Sunting bagian: Kelahiran" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=6">sunting</a>] Kelahiran<br />Kitab Keluaran<br />1:8. Kemudian bangkitlah seorang raja baru imemerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.<br />1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." 1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.<br />1:15. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?" 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin." 1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga. 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."<br />2:1. Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.<br />2:5. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." 2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."<br />[<a title="Sunting bagian: Masa Dewasa" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=7">sunting</a>] Masa Dewasa<br />Setelah berumur 40 tahun, Musa melarikan diri dari Mesir karena ia membunuh seorang Mesir. Ia sampai ke Midian dan menjadi penggembala domba selama 40 tahun lamanya. Ia menikahi putri imam Zadok dan mempunyai dua orang anak. Kemudian Musa diutus oleh Allah yang berbicara kepada Musa melalui semak yang menyala-nyala namun tidak terbakar. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, kakaknya.<br />Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya 'Pesakh' atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen).<br />Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun merubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Mati sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.<br />Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun sebelum memasukinya, Musa naik ke bukit Horeb dan meninggal. Jasadnya diangkat oleh Allah sehingga tidak ada kuburannya. Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua, seorang jenderal yang takut akan Tuhan.<br />[<a title="Sunting bagian: Pelayanan" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=8">sunting</a>] Pelayanan<br />Selama tugasnya tersebut, Musa melakukan berbagai pelayanan, antara lain:<br />[<a title="Sunting bagian: Penulis" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=9">sunting</a>] Penulis<br />Musa merupakan penulis 5 kitab pertama dari <a title="Perjanjian Lama" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lama">Perjanjian Lama</a> dari <a title="Alkitab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab">Alkitab</a>. Kitab-kitab tersebut adalah <a class="mw-redirect" title="Kejadian" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kejadian">Kejadian</a>, <a class="mw-redirect" title="Keluaran" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keluaran">Keluaran</a>, <a class="mw-redirect" title="Imamat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imamat">Imamat</a>, <a title="Bilangan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan">Bilangan</a>, dan <a class="mw-redirect" title="Ulangan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulangan">Ulangan</a>. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan orang Yahudi dengan nama <a title="Taurat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat">Taurat</a>, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel.<br />[<a title="Sunting bagian: Hakim" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=10">sunting</a>] Hakim<br />Musa mengatur kehidupan seluruh umat Israel, dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam bangsa Israel. Namun semakin lama permasalahan itu semakin banyak, dan Musa harus menangani permasalahan seluruh bangsa Israel yang mengantri untuk diselesaikan permasalahannya dari pagi hingga malam hari. Atas saran <a class="new" title="Yitro (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Yitro&action=edit&redlink=1">Yitro</a> mertuanya, Musa mengangkat pemimpin-pemimpin atas bangsa itu untuk menangani perkara-perkara yang kecil-kecil, sehingga Musa hanya menangani masalah-masalah yang cukup besar saja.<br />[<a title="Sunting bagian: Pembuat Tabut Perjanjian" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=11">sunting</a>] Pembuat Tabut Perjanjian<br />Musa, atas perintah Tuhan, membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di mana di dalam tabut perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi <a class="new" title="10 perintah Allah (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=10_perintah_Allah&action=edit&redlink=1">10 perintah Allah</a>. Dalam pembuatan itu, Musa dibantu oleh <a class="new" title="Bezaleel (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bezaleel&action=edit&redlink=1">Bezaleel</a> bin Uri bin Hur dari kaum <a title="Yehuda" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yehuda">Yehuda</a>, dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku <a title="Dan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dan">Dan</a>. Mereka berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian.<br />[<a title="Sunting bagian: Peran" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=12">sunting</a>] Peran<br />Di dalam <a title="Alkitab" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab">Alkitab</a>, Musa merupakan seseorang yang diutus oleh <a title="Tuhan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan">Tuhan</a> untuk membebaskan bangsa <a title="Israel" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel">Israel</a> dari perbudakan <a title="Mesir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir">Mesir</a> dan menuntun <a title="Israel" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel">Israel</a> menuju tanah perjanjian, yaitu tanah <a class="new" title="Kanaan (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kanaan&action=edit&redlink=1">Kanaan</a>.<br />Di dalam Agama Kristen, Musa sangat berperan dalam menuliskan perintah-perintah Tuhan secara tertulis, seperti 5 kitab <a title="Taurat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat">Taurat</a>, yaitu <a class="mw-redirect" title="Kejadian" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kejadian">Kejadian</a>, <a class="mw-redirect" title="Keluaran" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keluaran">Keluaran</a>, <a class="mw-redirect" title="Imamat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imamat">Imamat</a>, <a title="Bilangan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan">Bilangan</a>, <a class="mw-redirect" title="Ulangan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulangan">Ulangan</a>. Musa juga dikenal sebagai orang yang mendapatkan <a class="new" title="10 perintah Allah (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=10_perintah_Allah&action=edit&redlink=1">10 perintah Allah</a>, langsung dari Allah.<br />Musa juga berperan untuk menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman orang Israel dianggap sebagai Pribadi yang menakutkan dan cenderung untuk menghukum. Musa menunjukkan bahwa bahkan pada zaman itu pun Musa dapat bergaul karib dengan Tuhan, bahkan sampai disebutkan berbicara berhadap-hadapan muka dengan Allah seperti sepasang sahabat.<br />Musa juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang penuh belas kasihan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam banyak kesempatan ketika orang Israel memberontak, Tuhan sudah "menawarkan" kepada Musa untuk mengambil jalan pintas, yaitu dengan Tuhan memberantas seluruh orang Israel, dan akan menjadikan dari Musa seorang, suatu keturunan, bangsa yang besar. Namun Musa belajar untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, dan memperjuangkan orang Israel di hadapan Tuhan.<br />Namun Musa juga mampu marah bila saatnya tepat. Musa sungguh-sungguh marah kepada orang Israel ketika orang Israel, bahkan sampai Harun, kakaknya, berbuat dosa dengan menyembah patung Lembu Emas, sementara Musa sedang naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk bangsa Israel.<br />[<a title="Sunting bagian: Galleri" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=13">sunting</a>] Galleri<br /><a class="NavToggle" id="NavToggle2" href="javascript:toggleNavigationBar(2);">[ Tampilkan ]</a><br /><a title="Wikimedia Commons" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikimedia_Commons">Wikimedia Commons</a> memiliki kategori mengenai <a class="extiw" title="commons:Category:Moses" href="http://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Moses">Musa</a><br /><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rembrandt_Harmensz._van_Rijn_079.jpg"></a><br />Musa dan <a class="mw-redirect" title="Sepuluh perintah Allah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sepuluh_perintah_Allah">sepuluh perintah Allah</a><br /><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Moses_Rosselli.jpg"></a><br />Gambar Musa dan bangsa Israel ketika di gunung Sinai<br /><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Moses_Copenhagen.jpg"></a><br />Patung Musa yang berada di <a title="Kopenhagen" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kopenhagen">Kopenhagen</a>, <a title="Denmark" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Denmark">Denmark</a><br /><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Michelangelo_Mose_2007.jpg"></a><br />Sebuah patung marbel karya <a class="mw-redirect" title="Michaelangelo" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Michaelangelo">Michaelangelo</a> yang dipahat tahun <a title="1515" href="http://id.wikipedia.org/wiki/1515">1515</a> di <a title="Italia" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia">Italia</a> yang menggambarkan sosok Musa<br />[<a title="Sunting bagian: Pandangan Islam" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=14">sunting</a>] Pandangan Islam<br />Musa mendapat julukan Kalim Allah (كليم الله, Kalimullah) yang artinya orang yang diajak bicara oleh Allah. Bahkan tidak jarang dia berdialog dengan Allah, dialog antara seorang hamba yang sangat dekat dengan Sang Kekasih Yang Maha Pengasih. Namun, melihat julukan yang diberikan oleh Allah pada diri Musa, tampaknya Musa memang satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan itu.<br />[<a title="Sunting bagian: Genealogi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=15">sunting</a>] Genealogi<br />Musa bin Imran bin Fahis bin 'Azir bin <a title="Lewi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lewi">Lawi</a> bin <a class="mw-redirect" title="Yaqub" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yaqub">Ya’qub</a> bin <a title="Ishaq" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ishaq">Ishaq</a> bin <a title="Ibrahim" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim">Ibrahim</a> bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin <a title="Nuh" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh">Nuh</a>. Kemudian Musa menikah dengan puteri <a class="mw-redirect" title="Syu’aib" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syu%E2%80%99aib">Syu’aib</a> yaitu Shafura (Shafrawa/Safora/Zepoporah) dan memiliki keturunan berjumlah 4 orang, mereka adalah Alozar, Fakhkakh, Mitha, Yasin, Ilyas.<br />[<a title="Sunting bagian: Biografi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=16">sunting</a>] Biografi<br />[<a title="Sunting bagian: Wujud" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=17">sunting</a>] Wujud<br />Dikatakan dalam kisah <a title="Muhammad" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad">Muhammad</a> di perjalanannya menuju <a class="mw-redirect" title="Sidratul Muntaha" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sidratul_Muntaha">Sidrat al-Muntaha</a>, ketika ia sampai di Langit Al-Khaliishah (Keenam), bahwa Muhammad melihat Musa memiliki postur tinggi dan kekar, berambut lebat, memiliki jenggot putih panjang menutupi dadanya, rambutnya hampir menutupi badannya dan sembari memegang tongkat.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa#cite_note-11">[12]</a><br />[<a title="Sunting bagian: Kelahiran" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=18">sunting</a>] Kelahiran<br />Musa diutus Allah untuk memimpin kaum Israel ke jalan yang benar. Ia merupakan anak Imran dan Yukabad binti Qahat, dan bersaudara dengan <a title="Harun (Al-Qur'an)" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_(Al-Qur%27an)">Harun</a>, dilahirkan di <a title="Mesir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir">Mesir</a> pada pemerintahan Maneftah<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa#cite_note-12">[13]</a> yang memiliki julukan <a title="Ramses II" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ramses_II">Ramses Akbar</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa#cite_note-13">[14]</a> atau "Thutmosis".<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musa#cite_note-14">[15]</a><br />[<a title="Sunting bagian: Mimpi Firaun" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=19">sunting</a>] Mimpi Firaun<br />Pada masa kelahiran Musa, Firaun membuat peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Tindakan itu diambil karena dia sudah terpengaruh oleh <a title="Paranormal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paranormal">paranormal</a> kerajaan yang menafsirkan mimpinya. Firaun bermimpi Mesir terbakar dan penduduknya mati, kecuali kaum Israel, sedangkan paranormalnya mengatakan kekuasaan Fir'aun akan jatuh ke tangan seorang laki-laki dari bangsa <a title="Israel" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel">Israel</a>. Karena cemas, dia memerintahkan setiap rumah digeledah dan jika menemukan bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh.<br />Yukabad melahirkan seorang bayi laki-laki (Musa), dan kelahiran itu dirahsiakan. Karena risau dengan keselamatan Musa, akhirnya Musa dihanyutkan ke Sungai <a class="mw-redirect" title="Nil" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nil">Nil</a> ketika berusia 3 bulan. Kemudian Musa ditemukan oleh <a class="new" title="Asiyah (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asiyah&action=edit&redlink=1">Asiyah</a> istri Firaun, yang sedang mandi dan kemudian membawanya ke istana. Melihat istrinya membawa seorang bayi laki-laki, Firaun ingin membunuh Musa. Istrinyapun berkata: “Jangan membunuh anak ini karena aku menyayanginya. Lebih baik kita mengasuhnya seperti anak kita sendiri karena aku tidak mempunyai anak.” Dengan kata-kata dari istrinya tersebut, Firaun tidak sampai hati untuk membunuh Musa.<br />[<a title="Sunting bagian: Musa bertemu ibunya" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=20">sunting</a>] Musa bertemu ibunya<br />Kemudian istri Firaun mencari pengasuh, tapi tidak seorang pun yang dapat menyusui Musa dengan baik, dia menangis dan tidak mau disusui. Selepas itu, ibunya sendiri mengajukan diri untuk mengasuh dan membesarkannya di <a title="Istana" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istana">istana</a> Firaun. Diceritakan dalam Al-Quran: “Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya dia mengetahui janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”<br />Pada suatu hari, Firaun memangku Musa yang masih kanak-kanak, tetapi tiba-tiba janggutnya ditarik Musa hingga dia kesakitan, lalu berkata: “Wahai istriku, mungkin anak inilah yang akan menjatuhkan kekuasaanku.” Istrinya berkata: “Sabarlah, dia masih anak-anak, belum berakal dan belum mengetahui apa pun.” Sejak berusia tiga bulan hingga dewasa Musa tinggal di istana itu sehingga orang memanggilnya Musa bin Firaun. Nama Musa sendiri diberi keluarga Firaun. “Mu” berarti air dan “sa” adalah tempat penemuannya di tepi sungai Nil.<br />[<a title="Sunting bagian: Masa Kenabian" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=21">sunting</a>] Masa Kenabian<br />[<a title="Sunting bagian: Musa menghadapi Firaun" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=22">sunting</a>] Musa menghadapi Firaun<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a title="Mukjizat Musa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat_Musa">Mukjizat Musa</a><br />Kisah permasalahan di antara mukjizat Nabi Musa dengan sihir dari tukang sihir firaun dikata bermula disebab satu peristiwa di mana pada satu ketika semasa Musa mengambil meninjau di sekitar kota dan kemudian beliau melihat dua laki-laki sedang berkelahi, masing-masing di kalangan Bani Israel bernama <a title="Samiri" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samiri">Samiri</a> dan bangsa Mesir, Fatun. Melihatkan kegaduhan itu Musa mau mententeramkan mereka, tetapi ditepis Fatun. Tanpa berlengah Musa lalu mengayunkan satu batu ke atas Fatun, lalu tersungkur dan meninggal dunia.<br />Ketika laki-laki itu meninggal dunia karena tindakannya, Musa memohon ampun kepada Allah seperti dinyatakan dalam al-Quran: “Musa berdoa: Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiayai diriku sendiri karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”<br />[<a title="Sunting bagian: Pernikahan Musa dengan putri Syu'aib" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=23">sunting</a>] Pernikahan Musa dengan putri Syu'aib<br />Tetapi, tidak lama kemudian orang banyak mengetahui kematian Fatun disebabkan Musa dan berita itu turut disampaikan kepada pemimpin kanan Firaun. Akhirnya mereka akan menangkap Musa. Disebabkan terdesak, Musa mengambil keputusan keluar dari Mesir. Ia berjalan tanpa arah dan tujuan, tetapi selepas lapan hari, beliau sampai di kota Madyan, iaitu kota Nabi <a title="Syu'aib" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syu%27aib">Syu'aib</a> di timur <a title="Semenanjung Sinai" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Sinai">Semenanjung Sinai</a> dan <a class="new" title="Teluk Aqabah (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Teluk_Aqabah&action=edit&redlink=1">Teluk Aqabah</a> di selatan <a title="Palestina" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina">Palestina</a>.<br />Musa tinggal di rumah Nabi <a class="mw-redirect" title="Syu’aib" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syu%E2%80%99aib">Syu’aib</a> beberapa lama sehingga menikah dengan anak gadisnya bernama <a class="new" title="Shafura (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shafura&action=edit&redlink=1">Shafura</a>. Selepas menjalani kehidupan suami istri di <a class="new" title="Madyan (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Madyan&action=edit&redlink=1">Madyan</a>, Musa meminta izin Syu’aib untuk pulang ke Mesir. Dalam perjalanan itu, akhirnya Musa dan isterinya tiba di <a class="mw-redirect" title="Bukit Sinai" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Sinai">Bukit Sinai</a>. Dari jauh, beliau terlihat <a title="Api" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Api">api</a>, lalu terfikir ingin mendapatkannya untuk dijadikan obor penerang jalan. Musa meninggalkan istrinya sebentar untuk mendapatkan api itu. Apabila sampai di tempat api menyala itu, beliau menemukan api menyala pada sebatang <a title="Pohon" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon">pohon</a>, tetapi tidak membakar pohon berkenaan. Ini membingungkannya dan ketika itu beliau terdengar suara wahyu daripada Tuhan.<br />Selepas itu Allah berfirman kepadanya, bermaksud: “....Wahai Musa sesungguhnya Aku Allah, yaitu Tuhan semesta alam.”<br />Firman-Nya lagi, bermaksud: “Dan lemparkan tongkatmu, apabila <a class="new" title="Tongkat (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tongkat&action=edit&redlink=1">tongkat</a> itu menjadi ular Musa melihatnya bergerak seperti seekor <a title="Ular" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular">ular</a>, dia berundur tanpa menoleh. Wahai Musa datanglah kepada-Ku, janganlah kamu takut, sungguh kamu termasuk orang yang aman.”<br />Selepas itu Allah berfirman lagi kepada Musa, maksudnya: “Masukkan tanganmu ke leher bajumu, pasti keluar putih bersinar dan dekapkan kedua tanganmu ke dada kerana ketakutan....” Tongkat menjadi ular dan tangan putih berseri-seri itu adalah dua <a title="Mukjizat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat">mukjizat</a> yang dikurniakan Allah kepada Musa.<br />[<a title="Sunting bagian: Kembali ke Mesir" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=24">sunting</a>] Kembali ke Mesir<br />Ketika beliau dalam perjalanan pulang dari Madyan ke Mesir, bagi menghadapi Firaun dan pengikutnya yang <a class="new" title="Fasik (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fasik&action=edit&redlink=1">fasik</a>. Firaun cukup marah mengetahui kepulangan Musa yang mau membawa ajaran lain daripada yang diamalkan selama ini sehingga memanggil semua ahli <a title="Sihir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sihir">sihir</a> untuk mengalahkan dua mukjizat berkenaan. Ahli sihir Firaun masing-masing mengeluarkan keajaiban, ada antara mereka melempar tali lalu menjadi ular. Namun, semua ular yang dibawa ahli sihir itu ditelan ular besar yang berasal daripada tongkat Musa.<br />Firman Allah bermaksud: “Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, pasti ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanya tipu daya tukang sihir dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang.”<br />Semua keajaiban ahli sihir itu dihancurkan Musa menggunakan dua mukjizat berkenaan, menyebabkan sebagian dari kalangan pengikut Firaun, termasuk istrinya mengikuti ajaran yang dibawa Musa. Melihatkan ahli sihir dan sebagian pengikutnya beriman dengan ajaran Nabi Musa, Firaun marah, lalu menghukum golongan berkenaan. Manakala istrinya sendiri disiksa hingga meninggal dunia.<br />Nabi Musa bersama orang beriman terpaksa melarikan diri sehingga mereka sampai di <a title="Laut Merah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Merah">Laut Merah</a>. Namun, Firaun dan tentaranya yang sudah mengamuk mengejar mereka dari belakang, tetapi semua mereka mati tenggelam di dasar Laut Merah.<br />Al-Quran menceritakan: “Dan ingatlah ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.”<br />[<a title="Sunting bagian: Musa bermunajat di Bukit Sina" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=25">sunting</a>] Musa bermunajat di Bukit Sina<br />Selepas keluar dari Mesir, Nabi Musa bersama sebahagian pengikutnya dari kalangan Bani Israel menuju ke Bukit Sina untuk mendapatkan kitab panduan daripada Allah. Namun, sebelum itu Musa disyaratkan ber<a title="Puasa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa">puasa</a> selama 30 hari pada Zulkaedah. Ketika mahu bermunajat, beliau beranggapan bau mulutnya kurang menyenangkan. Ia menggosok gigi dan mengunyah daun kayu, lalu perbuatannya ditegur malaikat dan beliau diwajibkan berpuasa 10 hari lagi. Dengan itu puasa Musa genap 40 hari.<br />Sewaktu bermunajat, Musa berkata: “Ya Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku supaya aku dapat melihatMu.” Allah berfirman: “Engkau tidak akan sanggup melihatKu, tetapi coba lihat bukit itu. Jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya seperti sediakala, maka niscaya engkau dapat melihatku.” Musa terus memandang ke arah bukit yang dimaksudkan itu dan dengan tiba-tiba bukit itu hancur hingga masuk ke perut <a title="Bumi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi">bumi</a>, tanpa meninggalkan bekasnya.Musa terperanjat dan gementar seluruh tubuh lalu pingsan.<br />[<a title="Sunting bagian: 10 Perintah Tuhan" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=26">sunting</a>] 10 Perintah Tuhan<br />Ketika sadar, Musa terus bertasbih dan memuji Allah, sambil berkata: “Maha besarlah Engkau ya Tuhan, ampuni aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang pertama beriman kepadaMu.” Sewaktu bermunajat, Allah menurunkan kepadanya kitab <a title="Taurat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat">Taurat</a>. Menurut ahli tafsir, ketika kitab itu berbentuk kepingan <a title="Batu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batu">batu</a> atau <a title="Kayu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu">kayu</a>, namun padanya terperinci segala panduan ke jalan diridhai Allah. Kesepuluh Perintah Tuhan itu mengandung sejumlah pernyataan-penyataan wajib yang secara total lebih dari 10. Tetapi, Kitab Suci sendiri menunjukkan perhitungan "10", menggunakan frase 'aserethad'varim diartikan sebagai 10 kata, pernyataan, atau benda. Agama-agama yang bermacam-macam mengelompokkan pernyataan-penyataan wajib tersebut sehingga menjadi 10 bagian.<br />Berikut isi sepuluh perintah tersebut: 1. Akulah TUHAN, Allahmu. Jangan ada padamu tuhan lain selain-Ku. 2. Jangan membuat bagimu patung (sembahan) yang menyerupai apapun. 3. Jangan menyebut nama TUHAN: Allahmu, dengan sembarangan. 4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. 5. Hormatilah ayahmu dan ibumu. 6. Jangan membunuh. 7. Jangan berzinah. 8. Jangan mencuri. 9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. 10. Jangan mengingini milik sesamamu (Janganlah mengingini istri, atau hamba laki-lakinya, atau hamba perempuannya, atau lembunya, atau keledainya, atau hartanya, atau apapun yang dipunyai sesamamu)<br />[<a title="Sunting bagian: Samiri dan berhalanya" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=27">sunting</a>] Samiri dan berhalanya<br />Sebelum Musa pergi ke bukit itu, beliau berjanji kepada kaumnya tidak akan meninggalkan mereka lebih 30 hari. Tetapi Nabi Musa tertunda 10 hari, karena terpaksa mencukupkan 40 hari puasa. <a class="mw-redirect" title="Bani Israel" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israel">Bani Israel</a> kecewa dengan kelewatan Musa kembali kepada mereka. Ketiadaan Musa membuatkan mereka seolah-olah dalam kegelapan dan ada antara mereka berfikir keterlaluan dengan menyangka beliau tidak akan kembali lagi. Dalam keadaan tidak menentu itu, seorang ahli sihir dari kalangan mereka bernama <a title="Samiri" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samiri">Samiri</a> mengambil kesempatan menyebarkan perbuatan <a title="Syirik" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syirik">syirik</a>. Dia juga mengatakan Musa tersesat dalam mencari tuhan dan tidak akan kembali. Ketika itu juga, Samiri membuat <a title="Sapi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sapi">sapi</a> betina dari <a title="Emas" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas">emas</a>. Dia memasukkan segumpal tanah, bekas dilalui tapak kaki kuda <a title="Jibril" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jibril">Jibril</a> ketika mengetuai Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah. Patung itu dijadikan Samiri bersuara.(Menurut cerita, ketika Musa dengan kudanya mau menyeberangi Laut Merah bersama kaumnya, Jibril ada di depan terlebih dulu dengan menaiki <a title="Kuda" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuda">kuda</a> betina, kemudian diikuti <a title="Kuda" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuda">kuda</a> jantan yang dinaiki Musa dan pengikutnya. Kemudian Samiri menyeru kepada orang ramai: “Wahai kawan-kawanku, rupanya Musa sudah tidak ada lagi dan tidak ada gunanya kita menyembah Tuhan Musa itu. Sekarang, mari kita sembah anak sapi yang diperbuatkan daripada emas ini. Ia dapat bersuara dan inilah tuhan kita yang patut disembah.”<br />Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah <a title="Patung" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Patung">patung</a> anak sapi. Ia marah dengan tindakan Samiri.<br />Firman <a title="Allah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah">Allah</a>: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan kepada kamu suatu janji yang baik? Apakah sudah lama masa berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu, kerana itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku.”<br />Musa bertanya Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran: “Berkata Musa; apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri? Samiri menjawab: Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam tanah (bekas tapak <a title="Jibril" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jibril">Jibril</a>) lalu aku masukkan dalam patung anak sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku.”<br />Kemudian Musa berkata: “Pergilah kamu dan pengikutmu daripadaku, patung anak sapi itu akan aku bakar dan lemparkannya ke laut, sesungguhnya engkau akan mendapat siksa.”<br />[<a title="Sunting bagian: Keinginan Bani Israel melihat Tuhan" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=28">sunting</a>] Keinginan Bani Israel melihat Tuhan<br />Umat Nabi Musa bersifat keras kepala, hati mereka tertutup oleh kekufuran, malah gemar melakukan perkara terlarang, sehingga sanggup menyatakan keinginan melihat Allah, baru mau beriman. Firman Allah: “Dan ingatlah ketika kamu berkata: Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar <a class="mw-redirect" title="Halilintar" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Halilintar">halilintar</a>, sedangkan kamu menyaksikannya. Selepas itu Kami bangkitkan kamu selepas <a class="mw-redirect" title="Mati" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mati">mati</a>, supaya kamu bersyukur.”<br />[<a title="Sunting bagian: Sifat asli Bani Israil" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=29">sunting</a>] Sifat asli Bani Israil<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a class="mw-redirect" title="Bani Israel" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israel">Bani Israel</a><br />Allah memberikan banyak nikmat kepada Bani <a title="Israel" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel">Israel</a>, antaranya dibebaskan daripada kezaliman Firaun, menjalani kehidupan di kawasan subur, mempunyai <a title="Taurat" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat">Taurat</a> dan rasul di kalangan mereka, tetapi mereka tidak bersyukur, malah memberikan banyak alasan. Mereka juga membelakangi <a title="Wahyu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wahyu">wahyu</a> Allah kepada Musa supaya berpindah ke Palestina. Alasan diberikan karena mereka takut menghadapi suku <a class="new" title="Kan’an (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kan%E2%80%99an&action=edit&redlink=1">Kan’an</a>. Telatah Bani Israel yang pengecut itu menyedihkan hati Musa, lalu beliau berdoa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri saudaraku <a class="mw-redirect" title="Nabi Harun" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Harun">Harun</a>, maka pisahkanlah kami dari orang fasik yang mengingkari nikmat dan kurnia-Mu.”<br />Hukuman Bani Israel yang menolak perintah itu ialah Allah mengharamkan mereka memasuki <a title="Palestina" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina">Palestina</a> selama 40 tahun dan selama itu mereka berkeliaran di atas muka bumi tanpa tempat tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sehingga semuanya musnah. Palestina kemudian dihuni oleh generasi baru.<br />Bani Israel juga menghina rasul mereka, yang dapat dilihat melalui kisah sapi seperti dalam surah al-Baqarah: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina. Mereka berkata; apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan...”<br />[<a title="Sunting bagian: Pertemuan Musa dengan orang saleh" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=30">sunting</a>] Pertemuan Musa dengan orang saleh<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a title="Khidir" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khidir">Khidir</a><br />Ditengah-tengah khutbahnya Musa dihadapan Bani Isroil, ada salah seorang yang bertanya kepada Musa, dengan pertanyaannya, apakah ada manusia yang paling pandai saat ini. Musa hanya menjawab dialah orang yang pandai dimuka bumi ini. Dengan pernyataan Musa inilah Allah Maha Mendengar siapa yang berkata baik dengan diucapkan maupun tidak. Allah langsung menegur Musa dengan firmanNya," Wahai Musa, Aku mempunyai hamba yang lebih pandai dari kamu" Setelah Musa mendapat teguran Allah, dia sangat terkejut dan dengan tunduk berkata," Dimanakah kami dapat bertemu hambaMu yang lebih pandai dari aku". Kemudian Allah menjawab," Hamba-Ku bisa ditemui disuatu tempat yang disebut <a class="new" title="Majma Al Bahrain (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majma_Al_Bahrain&action=edit&redlink=1">Majma Al Bahrain</a>". Dari sinilah awal pencarian Musa untuk bertemu hamba Allah yang lebih pandai darinya yang kita kenal dengan Nabi Khidir.<br />Musa meninggal dunia ketika berusia 120 tahun, tetapi ada pendapat menyatakan usianya 150 tahun di <a class="new" title="Bukit Nabu (halaman belum tersedia)" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bukit_Nabu&action=edit&redlink=1">Bukit Nabu</a>’, tempat diperintahkan Allah untuk melihat tempat suci yang dijanjikan, yaitu Palestina, tetapi beliau tidak sempat memasukinya.<br />[<a title="Sunting bagian: Kisah sepupu Musa" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musa&action=edit&section=31">sunting</a>] Kisah sepupu Musa<br />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a title="Qarun" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qarun">Qarun</a><br />Dalam Al Qur'an surat Al-Qasas: 76-82, disebutkan bahwa ada salah seorang pengikut yang masih sanak famili Musa yang sangat kaya, bernama Qarun. Meskipun sangat kaya, namun ia tidak mau menyedekahkan hartanya bagi fakir miskin. Nasihat-nasihat Musa tidak dipedulikannya, bahkan ia serng mengejek dan memfitnah Musa.<br />Guna memberi pelajaran pada Qarun dan memberi contoh pada kaumnya, Musa memanjatkan doa agar Allah menurunkan azabnya pada diri hartawan itu. Allah lalu memberi azab dengan menguburkan semua harta kekayaan beserta diri Qarun melalui bencana tanah longsor yang dahsyat. Selain didalam surah Al-Qasas, nama Qarun disebutkan didalam surah Al-'Ankabut dan surah Al-Mu’min.husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-80128623270475926292010-04-14T07:07:00.000-07:002010-04-14T07:22:48.399-07:00SEJARAH NABI NUH AS<a name="3247244169211160839"></a><br /><a href="http://yudhim.blogspot.com/2008/07/kisah-nabi-nuh-as.html">KISAH NABI NUH A.S.</a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZuPgqAuAQfehFRrNJUo6YFFD83TkdRbpApoOzDOqBe9rx2Y3SweoadWzBlk2IPWaMzuySannp-URGx_P-aeMUcfatONBl9ofISQLarOVM0NcW-8jkhyphenhypheng9xuAby-InD3A6IrvC0YkgHh0/s1600-h/noah-ark.jpg"></a>Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dakwah Nabi Nuh Kepada KaumnyaNabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu." Nabi Nuh Berputus Asa Dari KaumnyaNabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam. Nabi Nuh Membuat KapalSetelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu." Kisah Nabi Nuh Dalam Al-QuranAl-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka. Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-73480889223049721652010-04-14T07:02:00.000-07:002010-04-14T07:25:47.535-07:00SEJARAH NABI IBRAHIM AS<a name="3291116101134126045"></a><br /><a href="http://yudhim.blogspot.com/2008/07/kisah-nabi-ibrahim-as.html">KISAH NABI IBRAHIM A.S.</a><br />Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang SudahMati Dihidupkan Kembali Oleh AllahNabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun". Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah KandungnyaAazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan.Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhalaKegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-NyaNabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang usanglah yang mrk kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mrk warisi.Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yang mrk anggap sebagai keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta." Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk.Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya." Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidupKeputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, karena hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dengan kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-22999624142465372102010-04-14T07:01:00.000-07:002010-04-14T07:26:06.117-07:00SEJARAH NABI MUHAMMAD SAWSejarah Nabi Muhammad SAW<br />Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh “berhala-berhala†yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud “berhala†yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).<br /><br />I. Kelahiran Sang Nabi<br /><br />Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal (12 Rabi’ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.<br />Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api “abadi†di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka’bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan “meletakkannya†ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata – kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.<br />Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik – baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : “Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik – baik hingga kelahirannya.<br />Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain – 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi “gembala†domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, “ Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.†Orang bertanya kepada Nabi,†Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?†Beliau menjawab,†Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.â€<br />Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai “orang jujur†(al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri ‘Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.<br />Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, “Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.†Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan “Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, ‘Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.<br />Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.<br /><br />II. Pernikahan<br /><br />Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai berikut:<br />“Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!†Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?†Nabi menjawab,â€Apa maksud Anda?†Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata,†Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?†Nafsiah berujar “Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (‘Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan".<br />Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian, “Keponakan saya Muhammad bin ‘Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen".<br />Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, “Tak ada orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda.†Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.<br />Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.<br />Ketika umur sang bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Ka’bah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Dinding ka’bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka’bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka’bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, “Dalam pembangunan kembali Ka’bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.†Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.<br />Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding ka’bah telah dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata,â€Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu Shafa.†(buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, “Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!â€<br />Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.<br />Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia ‘ilahi’. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.<br />Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut “sahabat karibâ€-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,†disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.<br /><br />III. Diangkat Menjadi Rasul<br /><br />Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira’. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur’an sebagai berikut<br />“Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinyaâ€.<br />Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.<br />Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafa’at. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.<br />Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju rumah “Khodijahâ€. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibrilâ€. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam adalah ‘Ali.<br />Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,†Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang berbuat jahat). “Lalu beliau menambahkan, “Tak ada manusia yang pernah membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?â€.<br />Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. ‘Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap,†Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.†Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali ‘Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,†Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".<br />Pemakluman khilafah (imamah) ‘Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang tak terpisahkan.<br />Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran ‘Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.<br />Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata,†Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk merawatnya…â€.<br />Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata,“ Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.†Nabi menjawab,†Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka.†Abu Jahal bangkit sambil berkata, “ Kami siap sepuluh kali untuk mendengarnya.†Nabi menjawab,†Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.†Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata,†Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah saja?â€<br />Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,<br />“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata,’Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’ Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ‘Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.â€<br />Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan – pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah menolong Anda.<br />Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qur’an, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur’an Allah berfirman<br />“Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain mengatakan,’ Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.â€<br />Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan ‘Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,†Ayah, kemana Ibu?†Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, ‘Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.<br />Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur’an merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,<br />“Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.<br />Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali. Kepadanya Nabi berkata,â€Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. ‘Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.<br /><br />IV. Hijrah<br /><br />Kini tiba fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh. Serentak ‘Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,â€Apa yang terjadi ?†Mereka menjawab,â€Kami mencari Muhammad. Di mana dia?†’Ali berkata,†Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.†Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.<br />Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabi’ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan ‘Ali. Orang Quraisy mengetahui hijrahnya ‘Ali dan rombongannya – diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti ‘Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib – karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan ‘Ali berkata “Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.†Ketika ‘Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa, ‘Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat ‘Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki ‘Ali membengkak, air mata Nabi menetes".<br />Penduduk Yastrib – yang kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy dengan Iman yang membara. Pada perang Badar ‘al-washi (‘Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, ‘Ali mengingatkannya dalam kata-kata ‘Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan ‘Ali tidak pernah Absen, ‘Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan ‘Ali pada perang Khandaq (parit) – disebut juga dengan Ahzab – kepada ‘Amar bin ‘Abdiwad itu,†Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina".<br /><br />V. Benteng Khaibar<br /><br />Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan ‘Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan ‘Umar ini.<br />Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi,†Dimanakah ‘Ali? “ Dikabarkan kepada beliau bahwa ‘Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,†Panggil dia.†‘Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi.†Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata ‘Ali seraya mendoakannya. Mata ‘Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan ‘Ali maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari ‘Ali melalui jalur khusus,†Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi.†Seseorang bertanya kepadanya,†Apakah Anda merasakan beratnya?†‘Ali menjawab,†Saya merasakannya sama berat dengan perisai saya.†Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka’bah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.<br /><br />VI. Fath Makkah<br /><br />Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut.<br />Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.<br />Makkah... Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Fir’aun-fir’aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya<br />Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.<br />Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata “... Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!â€<br />Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang –orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Ba’iat.<br />Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut – semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai “ Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?†Wahai orang-orang yang ikut bai’at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, “Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...!â€<br />Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini – tidak bisa – tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.<br /><br />VII. Haji Wada<br /><br />Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa’idah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,â€Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu...†Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan – dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang – bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fir’aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa “penguasa†itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka’bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.<br />Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,â€Tahukah kalian, bulan apa ini ?â€<br />Mereka serentak menjawab,â€Bulan Haram!†.....<br />...â€Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya.....â€<br />Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.<br />Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan “Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukurâ€.[Petikan dari laman. <a href="http://fatimah.org/">fatimah.org</a>]husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3247013362396953261.post-63885371471036243812010-04-14T06:48:00.000-07:002010-04-15T00:47:16.263-07:00Mengenai SayaNAMA : HUSNA PUTRA WIJAYA<br /><br /><br /><br />UMUR : 15<br /><br /><strong></strong><br /><br />JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI<br /><br /><br /><br />SEKOLAH : SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA<br /><br /><br /><br />SAYA MEMBUAT BLOG INI DENGAN TUJUAN SUPAYA DAPAT MENGETAHUI SEJARAH DAN PERJUANGAN NABI...... DAN JUGA BLOG INI SAYA BUAT UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS SEKOLAH........husna123http://www.blogger.com/profile/18331428832930810885noreply@blogger.com0